Minggu, 08 Juni 2008

Sistem Informasi Data III

SISTEM INFORMASI DATA

1.
ABSTRAKSI KEGIATAN
PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN
SISTEM INFORMASI DAN DATA STATISTIK
BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Sistem informasi data statistik yang bisa memberikan gambaran mengenai 2 (dua) hal penting, yaitu : (1) Kondisi aktual permasalahan perumahan dan permukiman di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah jumlah kebutuhan rumah dan laju pertumbuhannya serta variabel-variabel terkait.; (2) Hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman. Termasuk di dalamnya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat. Hal ini secara tidak langsung akan menggambarkan kinerja Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi data statistik yang akurat, terpercaya, variatif, dan aplikatif sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan perumahan dan permukiman, maka perlu dilakukan pengembangan sistem informasi data statistik bidang perumahan dan permukiman. Pengembangan tersebut meliputi kompilasi dan pengolahan data bidang perumahan dan permukiman. Melalui sistem data dan informasi yang handal diharapkan terjadi berbagai kemudahan dalam mengakses data dan informasi yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang dinamis.
Kegiatan "Pengembangan Penyelenggaraan Informasi Data Statistik Bidang Perumahan dan Permukiman" dilaksanakan mellaui : (1) Kompilasi data yang mencakup pengumpulan data dari instansi terkait, Identifikasi dan klasifikasi data; seta (2) Pengolahan data, meliputi evaluasi dan penyusunan data dengan alat analisis yang digunakan seperti : SPSS, Cross Tabulation, Scallogram dan lain-lain.
Produk Yang Dihasilkan adalah dokumen infornasi data statistik bidang perumahan dan pennukiman yang akurat, akuntabel, variatif dan aplikatif serta sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan penyelenggaraan perumahan dan pennukiman
Dokumen tersebut diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka evaluasi pelaksanaan kebijakan, evaluasi pelaksanaan program, analisis penyiapan kebijakan dan program, perumusan kebijakan serta program dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman.

www.google.co.id

Enterprise Resources Planning III

Enterprise Resource Planning



Ditulis oleh Admin
Ini bukan tulisan mengenai piranti lunak (software). Untuk menegaskan, ini bukanlah tulisan panduan untuk memilih software dan proses instalasi nya pada jaringan komputer anda. Ini adalah tulisan mengenai metode untuk menerapkan serangkaian proses bisnis yang superior di perusahaan anda - serangkaian proses bisnis yang akan memberi keunggulan daya saing (competitive advantage).
Mungkin anda berpikir, "Lho? Judul tulisan ini kan ERP? Mana mungkin tulisan ini bukan mengenai software?"

Lebih jauh, tidak semua konsep-konsep bisnis ERP tercakup dalam paket Enterprise Software (ES) standar. Demikian juga sebaliknya, dalam paket ES standar terdapat proses-proses bisnis yang bukan bagian dari ERP. Gambar 1-1 menunjukan perbedaan-perbedaan tersebut. Area sisi kanan dalam gambar adalah fungsi-fungsi ES yang bukan bagian dari ERP; area sisi kiri adalah fungsi-fungsi ERP yang tidak tercakup dalam paket ES standar; area tengah adalah irisan dari kedua kondisi sebelumnya yaitu fungsi-fungsi ERP yang memang tercakup dalam Enterprise Software.
Lebih jauh, tidak semua konsep-konsep bisnis ERP tercakup dalam paket Enterprise Software (ES) standar. Demikian juga sebaliknya, dalam paket ES standar terdapat proses-proses bisnis yang bukan bagian dari ERP. Gambar 1-1 menunjukan perbedaan-perbedaan tersebut. Area sisi kanan dalam gambar adalah fungsi-fungsi ES yang bukan bagian dari ERP; area sisi kiri adalah fungsi-fungsi ERP yang tidak tercakup dalam paket ES standar; area tengah adalah irisan dari kedua kondisi sebelumnya yaitu fungsi-fungsi ERP yang memang tercakup dalam Enterprise Software.

Apakah Enterprise Resource Planning dan Apa Kegunaannya?

Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri. Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai:

Perkakas manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, erkemampuan untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, engadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan engintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources; sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang tinggi, biaya dan inventory yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce yang efektif.

Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan.
Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu."
Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil dengan data yang akurat dan dengan proses yang menghubungkan demand dan supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini bernilai miliaran bagi kami dalam penjualan di seluruh dunia."
www.erpweaver.com/index.php?option=com_content&task=view&id=12&Itemid=2 - 17k –

Enterprise Resources Planning II

Enterprise Resource Planning (ERP):

Mengintegrasikan Data, Meningkatkan Kinerja
Ketika perusahaan semakin tumbuh dan berkembang, kehadiran solusi aplikasi yang memungkinkan integrasi data dan informasi menjadi sebuah keharusan. Solusi aplikasi ERP dapat menjadi jawaban untuk menjawab kebutuhan tersebut.
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) merupakan solusi aplikasi yang mampu mengintegrasikan berbagai divisi atau unit di dalam perusahaan berdasarkan proses bisnis yang dikehendaki. Tujuan penerapan ERP di perusahaan adalah terciptanya optimalisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, misalnya dalam hal informasi, biaya, tenaga kerja, material, bahan baku, mesin-mesin produksi, produk jadi, dan lain sebagainya. Sedangkan proses bisnis yang dimaksud di sini, antara lain, proses pengadaan, penyimpanan, distribusi, pemasaran, penjualan, perencanaan, dan sebagainya.
Dalam berbagai skala dan jenis industri, pengelolaan dan strategi yang baik terhadap penerapan solusi aplikasi ERP akan mendatangkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Implementasi ERP secara efektif akan membuat proses bisnis di dalam perusahaan menjadi lebih cepat, efisien, dan murah. Namun agar perusahaan mampu menerapkan ERP secara efektif, dituntut kemauan dan upaya sungguh-sungguh dari jajaran manajemen dan karyawan perusahaan dalam penerapannya – termasuk dalam menyiapkan sikap dan perubahan budaya kerja setelah implementasi ERP dilakukan.

Implementasi Solusi ERP
Aplikasi ERP pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyebarannya ke berbagai entitas organisasi yang membutuhkannya. Ambil contoh implementasi solusi ERP untuk mengitegrasikan lini produksi, pemasaran dan akuntasi pada PT Sinar Sosro yang memproduksi minuman Teh Botol Sosro. Dari proses yang serba manual Sosro menerapkan sistem informasi perusahaan terpadu berbasis teknologi informasi ini. Hasilnya, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat karena ditunjang data – mulai dari data permintaan pasar, persediaan barang hingga produksi – yang mutakhir dan akurat. Kinerja produksi dan penjualannya terus melejit sementara biaya bisa ditekan.

Tentu saja, di balik keberhasilan ini, ada kerja keras dan dukungan teknologi informasi untuk mendistribusikan produknya ke seluruh wilayah Nusantara secara berkesinambungan – agar para penggemar fanatiknya tak sampai kecewa karena kehabisan minuman kegemarannya ini.
Untuk memperlancar proses distribusi produk minumannya, Sosro mempunyai sejumlah pabrik, kantor perwakilan wilayah, hingga unit penjualan. “Saat ini, Sosro memiliki delapan pabrik dan sembilan kantor perwakilan,” jelas Hugo Winanto, manajer TI PT Sinar Sosro. Pabrik Sosro tersebar di Medan, Jakarta, Pandeglang, beberapa kota di Jateng, Jatim, dan Kalimantan. Sementara pemasaran dan distribusi dilakukan melalui kantor penjualan, kantor perwakilan penjualan, hingga stockist (gudang penyimpanan) yang tersebar di banyak kota.
Mengelola begitu banyak unit yang berbagai di berbagai lokasi terpisah jelas bukan hal mudah. Untuk itu Sosro sudah sejak lama memanfaatkan TI. Namun sistem TI yang digunakan perusahaan ini masih konvensional, berupa electronic data processing (EDP) yang masih dikelola di bawah bagian accounting. Perkembangan bisnis dan teknologi yang semakin cepat membuat manajemen Sosro sadar pentingnya layanan data dan informasi yang terintegrasi. Sejak itu, rencana untuk menggabungkan seluruh aktivitas EDP mulai dipikirkan dan dilakukan secara bertahap.

Rencana pun dibuat dengan matang. Cetak biru implementasi TI, khususnya dalam pemanfaatan solusi ERP (Enterprise Resources Planning) di Sosro disiapkan sejak 1999 dan mulai diterapkan pada 2000. Targetnya, pada 2005 bagian produksi dan distribusi harus sudah on-line. Sistem ERP yang dibangun manajemen Sosro ini juga memungkinkan akses data dari kantor cabang Sosro di luar negeri.
Setelah solusi ERP diterapkan, banyak perubahan mendasar yang terjadi di tingkatan operasi dan administrasi. “Dulu perlu waktu lama untuk sekadar mendapatkan data terbaru perusahaan, kini semua data bisa diperoleh dengan cepat,” ungkap Hugo. Proses konsolidasi antar pabrik dan antar unit distribusi pun bisa dijalankan secara efisien. “Kami bahkan mampu menargetkan sebelum tengah malam data dari seluruh unit produksi sudah masuk,” jelasnya. Dengan demikian manajemen di kantor pusat bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di setiap pabrik sepanjang hari itu.
Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan saat menerapkan solusi ERP adalah kesiapan SDM dalam menjalankan berbagai prosedur baru yang selaras dengan tujuan pencapaian efisiensi di perusahaan. Namun, jika solusi ini diimplementasikan dengan tahapan-tahapan yang pasti, disosialisasikan dengan baik, dan didukung sepenuhnya oleh jajaran manajemen dan karyawan, maka solusi ini mampu mengintegrasikan proses bisnis secara efektif dan efisien, sehingga kinerja perusahaan pun akan meningkat.
www3.lintasarta.net/content.asp?id=77 - 34k -

Enterprise Resources Planning I

Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi
yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan
dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia,
mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem Financial, sistem
Distribusi, sistem Manufaktur, sistem Maintenance dan sistem Human Resource.

Untuk mengetahui bagaimana sistem ERP dapat membantu sistem operasi bisnis
kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini:

Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan
membantu kita menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala
keterbatasan sumber daya yang ada pada kita saat ini. Apabila sumber daya
tersebut tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya
yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika
hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan
cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan
pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan
keuangan akan tercatat dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa
biaya produksi dari 100 unit tersebut.

Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu
fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar
produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian
produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan
sebagainya. Oleh karena itu, unsur 'integrasi' itu sangat penting dan
merupakan tantangan besar bagi vendor vendor sistem ERP.

Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara
optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien
seperti biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya kerugian akibat
'machine fault' dll. Dinegara-negara maju yang sudah didukung oleh
infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT
(Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar
disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving).
Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan
(service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dsb.

Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi
penjualan, maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force
Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian
penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales
yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua
informasi mengenai suatu pelanggan atau
produk yang dipasarkan ada di databasenya.

Khusus untuk industri yang bersifat assemble-to-order atau make-to-order
seperti industri pesawat, perkapalan, automobil, truk dan industri berat
lainnya, sistem ERP dapat juga dilengkapi dengan Sales Configuration System
(SCS). Dengan SCS, Sales dapat memberikan penawaran serta proposal yang
dilengkapi dengan gambar, spesifikasi, harga berdasarkan keinginan/pesanan
pelanggan. Misalnya saja seorang calon pelanggan menelpon untuk mendapatkan
tawaran sebuah mobil dengan berbagai kombinasi yang mencakup warna biru,
roda racing, mesin V6 dengan spoiler sport dan lain-lain. Dengan SCS, Sales
dapat menberikan harga mobil dengan kombinasi tersebut pada saat itu juga.

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice'
proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana proses umum
yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di
gudang dan sebagainya.

Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka
industri kita juga haurs mengikuti 'best practice process' (proses umum
terbaik) yang berlaku. Disini banyak timbul masalah dan tantangan bagi
industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses
kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistem
ERP, atau, merubah sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita.

Proses penyesuaian itu sering disebut sebagai proses Implementasi. Jika
dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses kerja yang cukup
mendasar, maka perusahaan ini harus melakukan Business Process Reengineering
(BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.

Sebagai kesimpulan, sistem ERP adalah paket software yang sangat dibutuhkan
untuk mengelola sebuah industri secara efisien dan produktif. Secara de
facto, sistem ERP harus menyentuh segala aspek sumber daya perusahaan yaitu
dana, manusia, waktu, material dan kapasitas. Untuk lebih meningkatkan kemapuan
Sistem ERP perlu ditambah modul CRM, SRM, PLM dan juga Project Management.
Karena sistem ERP dirancang dengan suatu proses kerja 'best practice',
maka hal ini merupakan tantangan implementor ERP untuk melakukan implementasi
sistem ERP di suatu perusahaan.

Modul-modul Enterprise Resource Planning (ERP) Systems :

1. Item Master Management (IMM)
2. Bill Of Material (BOM)
3. Demand Management (DM)
4. Sales and Order Management (SOM)
5. Master Production Scheduling (MPS)
6. Material Requirements Planning (MRP)
7. Capacity Requirement Planning
8. Inventory Mangement (INV)
9. Shop Floor Control (SFC)
10. Purchasing Management (PUR)
11. General Ledger (GL)
12. Account Payable (AP)
13. Account Receivable (AR)
14. Cost Control (CO)
15. Financial Reporting (FIR)

rsteve.sitompul.net/index.php?/archives/211-Modul-Enterprise-Resource-Planning-ERP.html - 43k –

Intetelegent Artificial II

Artificial Intellegence
Apakah AI itu?
Ada beberapa definisi yang diajukan oleh para ahli mengenai Artificial Intellegence. Salah satu definisi yang cukup jelas adalah :
Artificial Intellegence adalah sebagian dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir seperti manusia. (Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum dalam bukunya "The handbook of AI").
Sementara ini komputer memang sudah sangat pandai dalam menghitung atau proses numerik. Kehebatan lainnya adalah kemampuan menyimpan data dan kemampuan mengerjakan operasi yang berulang dengan cepat dan tidak bosan-bosannya. Sejauh itu komputer belum memiliki intelegensi. Dimana dalam intelegensi ini terdapat komponen yang paling vital yang tidak dimiliki oleh komputer, yaitu ‘common sense’. Sense = kemengertian; common = umum. Secara sederhana, common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini dimiliki oleh umum atau semua orang (normal), jadi disebut ‘kemengertian umum’.
Bagaimana caranya kita dapat membuat komputer yang berintelegensi ?
Bila kita melihat perbandingan antara otak manusia dengan mikroprosesor (otak komputer) pada tabel yang pernah digambarkan oleh Prof. Samaun Samadikun, otak manusia ‘kalah’ dalam hal waktu tunda propagasi, oleh karena itu manusia kalah dalam kecepatan perhitungan numerik. Dalam aspek lainnya otak manusia jauh di atas angin, terutama dalam tata letak dan jumlah elemennya. Sedangkan metoda pemrosesan secara paralel dalam komputer kini sudah dikembangkan untuk menggantikan kedudukan metoda pemrosesan yang diperkenalkan oleh Jon von Neumann, yaitu metoda pemrosesan sekuensial.



Lay Out
Jumlah device
Volume
Kerapatan
Disipasi daya
Fan in
Waktu tunda propagasi
Arsitektur
Bahan dasar Mikroprosesor
Dua Dimensi
± 5 juta transistor
± 0,01 cm3
50 juta device/cm3
7 watt
<10
10 nanodetik/gate
Von Neumann
Silicon Otak Manusia
Tiga dimensi
± 10 milyar neuron
1000 cm3
10 juta device/cm3
10 watt
1 s/d 100 ribu
1 milidetik/neuron
non Von Neumann
Organik
Sekarang ini Artificial Intellegence, dalam usahanya menirukan intelegensi manusia, belum mengadakan pendekatan dalam bentuk fisiknya melainkan dari sisi yang lain. Pertama-tama diadakan studi mengenai teori dasar mekanisme proses terjadinya intelegensi. Bidang ini disebut ‘Cognitive Science’. Dari teori dasar ini dibuatlah suatu model untuk disimulasikan pada komputer. Model ini masih mempunyai unsur pendugaan yang hasilnya nanti harus dites keabsahannya terhadap teori dasar yang mendukungnya tadi, apakah sudah dapat menirukan intelegensi atau belum.
Simbolik dan Non-Algoritmik
Bila kita melihat bagaimana cara kerja komputer modern sekarang ini yang belum berlandaskan AI. Mula-mula kita memberikan suatu program. Lalu, komputer akan mengerjakan dengan proses secara numerik setahap demi setahap setiap instruksi dari awal sampai akhir sesuai dengan program yang kita berikan. Di sini ada dua hal penting yang berbeda dengan cara kerja otak manusia. Pertama, komputer memproses secara numerik, sedangkan manusia cenderung memproses secara simbolik. Manusia memanipulasi simbol-simbol, sehingga ia bisa menurunkan rumus-rumus, suatu kemampuan yang belum dimiliki komputer. Dapat kita rasakan kapan kita berpikir dengan cara memanipulasi bilangan, tentu saja hanya ketika menghitung saja, selebihnya kita selalu memanipulasi simbol. Kedua, komputer memproses secara algoritmik, yaitu setahap demi setahap mengikuti suatu prosedur yang menuju suatu solusi. Sedangkan proses intelegensi lebih dari sekedar mengikuti prosedur yang setahap demi setahap, non-algoritmik. Arsitektur komputer konvensional memang dibuat untuk dapat memproses setahap demi setahap, dan bahasa-bahasa pemrogramannya juga berlandaskan algoritma. Bahasa-bahasa demikian disebut bahasa prosedural, misalnya Basic, Pascal, C, dan sejenisnya. Di lain pihak, AI tidak menggunakan bahasa prosedural, melainkan bahasa deklaratif. Dalam bahasa deklaratif, misalnya PROLOG, yang perlu adalah kita memberikan sejumlah fakta dan aturan-aturan yang mengkaitkan fakta tersebut, ia akan memecahkan masalah secara deduktif.
Metoda memproses informasi dalam AI adalah heuristik. Heuristik adalah petunjuk praktis yang membantu kita untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan. Dengan heuristik kita tidak perlu berpikir secara lengkap dalam menghadapi masalah-masalah. Sadar atau tidak sadar kita seringkali menggunakan heuristik. Jika kita memegang suatu petunjuk praktis untuk menghadapi suatu situasi, kita akan dapat bertindak.
Pemrosesan Simbol
Telah disebutkan bahwa bahasa pemrograman AI harus berdasarkan bahasa yang memproses simbol. Bahasa pemroses simbol yang populer adalah LISP (List Processor). Yang sangat penting dalam pemrosesan simbol adalah konsep asosiasi. Dalam pikiran, kita membuat relasi antar kelompok-kelompok simbol yang satu dengan yang lain, dengan kata lain kita membuat asosiasi. Dalam LISP asosiasi antara simbol dilaksanakan dengan membentuk suatu struktur yang diberi nama list. Sebuah list terdiri dari sekelompok sel. Setiap sel terdiri dari dua bagian. Bagian awal berisi simbol, bagian lain berisi pointer yang berfungsi menghubungkan sel ini dengan sel yang lain. Dalam list yang lebih kompleks sel-sel dapat terdiri hanya dari pointer-pointer yang menghubungkan dia dengan sel lainnya.
Satu keistimewaan dengan menggunakan struktur list adalah kita tidak perlu tahu besarnya data ketika kita menulis program. Bahasa konvensional mengharuskan kita memesan suatu blok memori untuk menyimpan sejumlah data. Dalam list setiap sel dapat menunjukkan sel lain, sehingga besarnya data dapat berubah-ubah, dengan kata lain LISP memproses secara dinamik. Keistimewaan lain adalah mengerjakan secara rekursif. Sebuah list adalah sederetan elemen-elemen, dimana elemen ini boleh juga adalah list. Sehingga, sebuah list adalah sederetan list. Rekursif adalah istilah untuk definisi yang didalamnya terdapat kata yang didefinisikan. Contoh populer dari proses rekursif adalah pengerjaan faktorial. Faktorial mengikuti dua definisi :
o Faktorial satu adalah satu.
o Faktorial bilangan bulat adalah bilangan itu dikali faktorial bilangan bulat sebelum itu
Untuk menghitung faktorial sebuah bilangan harus dikerjakan dahulu faktorial "bilangan sebelum itu", dan seterusnya. Akhirnya akan berjumpa dengan faktorial satu yang adalah satu. Bahasa-bahasa lain dalam AI adalah :
o PROLOG, dari Universitas Marseiles
o POP-2, dari Universitas Edinburg
o SAIL, dari Universitas Stanford
o Smalltalk, dari Xerox PARC
Bidang-bidang AI
Ada beberapa bidang yang menjadi penyelidikan AI :
1. Expert System



Expert System adalah program komputer yang didisain untuk berlaku sebagai seorang ahli dalam suatu bidang khusus. Namun sekarang ini Expert System ‘hanya’ digunakan untuk membantu para ahli dalam memecahkan suatu masalah. Bahkan banyak orang yang tidak percaya bahwa Expert System dapat menggantikan para ahli, karena harus sedemikian banyaknya pengetahuan yang harus dimiliki oleh Expert System.

2. Natural Language Processing (NLP)



NLP dimaksudkan untuk mengenal makna dari bentuk kalimat yang berbeda-beda. Selain mampu mengerti bahasa kita sehari-hari, NLP juga mencakup kemampuan membentuk kalimat dalam bahasa sehari-hari

3. Speech Recognition



Dengan speech recognition ini suatu komputer dapat mengenali suara kita, dan sekaligus bisa membedakan berbagai macam bentuk sinyal

4. Computer Vision



Kalau kita melihat, sebenarnya bukan hanya melihat, tapi kita juga tahu apa yang kita lihat. Komputer yang berintelegensi juga harus mempunyai kemampuan ini.

5. Robotic



Robot adalah mesin yang dapat diprogram untuk melaksanakan tugas-tugas mekanik. Robot yang berintelegensi dapat memberi respon terhadap perubahan lingkungan.

6. Intelligent Computer Assisted Instruction



Komputer dimaksudkan untuk membantu dalam pendidikan, sehingga dapat mengajar dengan cara sesuai keadaan pelajar

7. Automatic Programming



Komputer dapat membuat program sendiri sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh programmer.

8. Planning and Decision Support
Komputer ini khusus membantu manager secara aktif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

www.elektroindonesia.com/elektro/el0400c.html - 13k -

Decision Support System II

Classifying DSS
There are several ways to classify DSS applications. Not every DSS fits neatly into one category, but a mix of two or more architecture in one.
Holsapple and Whinston [19] classify DSS into the following six frameworks: Text-oriented DSS, Database-oriented DSS, Spreadsheet-oriented DSS, Solver-oriented DSS, Rule-oriented DSS, and Compound DSS.
A compound DSS is the most popular classification for a DSS. It is a hybrid system that includes two or more of the five basic structures described by Holsapple and Whinston [19].
The support given by DSS can be separated into three distinct, interrelated categories [20]: Personal Support, Group Support, and Organizational Support.
Additionally, the build up of a DSS is also classified into a few characteristics. 1) inputs: this is used so the DSS can have factors, numbers, and characteristics to analyze. 2) user knowledge and expertise: This allows the system to decide how much it is relied on, and exactly what inputs must be analyzed with or without the user. 3) outputs: This is used so the user of the system can analyze the decisions that may be made and then potentially 4) make a decision: This decision making is made by the DSS, however, it is ultimately made by the user in order to decide on which criteria it should use.
DSSs which perform selected cognitive decision-making functions and are based on artificial intelligence or intelligent agents technologies are called Intelligent Decision Support Systems (IDSS)[21].
Applications
As mentioned above, there are theoretical possibilities of building such systems in any knowledge domain.
Some of the examples is Clinical decision support system for medical diagnosis. Other examples include a bank loan officer verifying the credit of a loan applicant or an engineering firm that has bids on several projects and wants to know if they can be competitive with their costs.
DSS is extensively used in business and management. Executive dashboard and other business performance software allow faster decision making, identification of negative trends, and better allocation of business resources.
A growing area of DSS application, concepts, principles, and techniques is in agricultural production, marketing for sustainable development. For example, the DSSAT4 package[22][23], developed through financial support of USAID during the 80's and 90's, has allowed rapid assessment of several agricultural production systems around the world to facilitate decision-making at the farm and policy levels. There are, however, many constraints to the successful adoption on DSS in agriculture[24].
A specific example concerns the Canadian National Railway system, which tests its equipment on a regular basis using a decision support system. A problem faced by any railroad is worn-out or defective rails, which can result in hundreds of derailments per year. Under a DSS, CN managed to decrease the incidence of derailments at the same time other companies were experiencing an increase.
DSS has many applications that have already been spoken about. However, it can be used in any field where organization is necessary. Additionally, a DSS can be designed to help make decisions on the stock market, or deciding which area or segment to market a product toward.
Benefits of DSS
1. Improving Personal Efficiency
2. Expediting Problem Solving
3. Facilitating Interpersonal Communication
4. Promoting Learning or Training

Decision Support System I

Decision Support System I
Because there are many approaches to decision-making and because of the wide range of domains in which decisions are made, the concept of decision support system (DSS) is very broad. A DSS can take many different forms. In general, we can say that a DSS is a computerized system used for supporting rather than automating decisions. A decision is a choice between alternatives based on estimates of the values of those alternatives. Supporting a decision means helping people working alone or in a group gather intelligence, generate alternatives and make choices. Supporting the choice making process involves supporting the estimation, the evaluation and/or the comparison of alternatives. In practice, references to DSS are usually references to computer applications that perform such a supporting role.[1]
The term decision support system has been used in many different ways (Alter 1980, Power, 2002) and has been defined in various ways depending upon the author's point of view [2]. Finlay [3] and others define a DSS rather broadly as "a computer-based system that aids the process of decision making." Turban [4] defines it more specifically as "an interactive, flexible, and adaptable computer-based information system, especially developed for supporting the solution of a non-structured management problem for improved decision making. It utilizes data, provides an easy-to-use interface, and allows for the decision maker's own insights."
Other definitions fall between these two extremes. For Little [5], a DSS is a "model-based set of procedures for processing data and judgments to assist a manager in his decision-making." For Keen [6], a DSS couples the intellectual resources of individuals with the capabilities of the computer to improve the quality of decisions ("DSS are computer-based support for management decision makers who are dealing with semi-structured problems"). Moore and Chang [7] define DSS as extendible systems capable of supporting ad hoc data analysis and decision modeling, oriented toward future planning, and used at irregular, unplanned intervals. For Sprague and Carlson [8], DSS are "interactive computer-based systems that help decision makers utilize data and models to solve unstructured problems." In contrast, Keen [9] claims that it is impossible to give a precise definition including all the facets of the DSS ("there can be no definition of decision support systems, only of decision support"). Nevertheless, according to Power [10], the term decision support system remains a useful and inclusive term for many types of information systems that support decision making. He humorously adds that every time a computerized system is not an on-line transaction processing system (OLTP), someone will be tempted to call it a DSS. As you can see, there is no universally accepted definition of DSS. [11]
Recommended reading: Druzdzel and Flynn (1999), Power (2000), Sprague and Watson (1993), the first chapter of Power (2002), the first chapter of Marakas (1999), the first chapter of Silver (1991), the first two chapters of Sauter (1997), and Holsaple and Whinston (1996).
A brief history
In the absence of an all-inclusive definition, we focus on the history of DSS (see also Power[11]). According to Keen [6], the concept of decision support has evolved from two main areas of research: the theoretical studies of organizational decision making done at the Carnegie Institute of Technology during the late 1950s and early 1960s, and the technical work on interactive computer systems, mainly carried out at the Massachusetts Institute of Technology in the 1960s. It is considered that the concept of DSS became an area of research of its own in the middle of the 1970s, before gaining in intensity during the 1980s. In the middle and late 1980s, executive information systems (EIS), group decision support systems (GDSS), and organizational decision support systems (ODSS) evolved from the single user and model-oriented DSS. Beginning in about 1990, data warehousing and on-line analytical processing (OLAP) began broadening the realm of DSS. As the turn of the millennium approached, new Web-based analytical applications were introduced.
It is clear that DSS belong to an environment with multidisciplinary foundations, including (but not exclusively) database research, artificial intelligence, human-computer interaction, simulation methods, software engineering, and telecommunications.
DSS also have a weak connection to the user interface paradigm of hypertext. Both the University of Vermont PROMIS system (for medical decision making) and the Carnegie Mellon ZOG/KMS system (for military and business decision making) were decision support systems which also were major breakthroughs in user interface research. Furthermore, although hypertext researchers have generally been concerned with information overload, certain researchers, notably Douglas Engelbart, have been focused on decision makers in particular.
Characteristics and Capabilities of DSS
Because there is no exact definition of DSS, there is obviously no agreement on the standard characteristics and capabilities of DSS. Turban, E.,Aronson, J.E., and Liang, T.P. [12] constitute an ideal set of characteristics and capabilities of DSS. The key DSS characteristics and capabilities are as follows:
1. Support for decision makers in semistructured and unstructured problems.
2. Support managers at all levels.
3. Support individuals and groups.
4. Support for interdependent or sequential decisions.
5. Support intelligence, design, choice, and implementation.
6. Support variety of decision processes and styles.
7. DSS should be adaptable and flexible.
8. DSS should be interactive and provide ease of use.
9. Effectiveness balanced with efficiency (benefit must exceed cost).
10. Complete control by decision-makers.
11. Ease of development by (modification to suit needs and changing environment) end users.
12. Support modeling and analysis.
13. Data access.
14. Standalone, integration and Web-based.
Taxonomies
As with the definition, there is no universally accepted taxonomy of DSS either. Different authors propose different classifications. Using the relationship with the user as the criterion, Haettenschwiler [13] differentiates passive, active, and cooperative DSS. A passive DSS is a system that aids the process of decision making, but that cannot bring out explicit decision suggestions or solutions. An active DSS can bring out such decision suggestions or solutions. A cooperative DSS allows the decision maker (or its advisor) to modify, complete, or refine the decision suggestions provided by the system, before sending them back to the system for validation. The system again improves, completes, and refines the suggestions of the decision maker and sends them back to her for validation. The whole process then starts again, until a consolidated solution is generated.
Using the mode of assistance as the criterion, Power [14] differentiates communication-driven DSS, data-driven DSS, document-driven DSS, knowledge-driven DSS, and model-driven DSS.
• A model-driven DSS emphasizes access to and manipulation of a statistical, financial, optimization, or simulation model. Model-driven DSS use data and parameters provided by users to assist decision makers in analyzing a situation; they are not necessarily data intensive. Dicodess is an example of an open source model-driven DSS generator [15].
• A communication-driven DSS supports more than one person working on a shared task; examples include integrated tools like Microsoft's NetMeeting or Groove[16]
• A data-driven DSS or data-oriented DSS emphasizes access to and manipulation of a time series of internal company data and, sometimes, external data.
• A document-driven DSS manages, retrieves and manipulates unstructured information in a variety of electronic formats.
• A knowledge-driven DSS provides specialized problem solving expertise stored as facts, rules, procedures, or in similar structures.[14]
Using scope as the criterion, Power [10] differentiates enterprise-wide DSS and desktop DSS. An enterprise-wide DSS is linked to large data warehouses and serves many managers in the company. A desktop, single-user DSS is a small system that runs on an individual manager's PC.
Architectures

This article may require cleanup to meet Wikipedia's quality standards.
Please improve this article if you can. (December 2007)

Once again, different authors identify different components in a DSS. For example, Sprague and Carlson [8] identify three fundamental components of DSS: (a) the database management system (DBMS), (b) the model-base management system (MBMS), and (c) the dialog generation and management system (DGMS).
• Haag et al. [17] describe these three components in more detail:
The Data Management Component stores information (which can be further subdivided into that derived from an organization's traditional data repositories, from external sources such as the Internet, or from the personal insights and experiences of individual users); the Model Management Component handles representations of events, facts, or situations (using various kinds of models, two examples being optimization models and goal-seeking models); and the User Interface Management Component is, of course, the component that allows a user to interact with the system.
• According to Power [14], academics and practitioners have discussed building DSS in terms of four major components: (a) the user interface, (b) the database, (c) the model and analytical tools, and (d) the DSS architecture and network.
• Hättenschwiler [13] identifies five components of DSS:
(a) users with different roles or functions in the decision making process (decision maker, advisors, domain experts, system experts, data collectors),
(b) a specific and definable decision context,
(c) a target system describing the majority of the preferences,
(d) a knowledge base made of external data sources, knowledge databases, working databases, data warehouses and meta-databases, mathematical models and methods, procedures, inference and search engines, administrative programs, and reporting systems, and
(e) a working environment for the preparation, analysis, and documentation of decision alternatives.
• arakas [18] proposes a generalized architecture made of five distinct parts:
(a) the data management system,
(b) the model management system,
(c) the knowledge engine,
(d) the user interface, and
(e) the user(s).
Development Frameworks
DSS systems are not entirely different from other systems and require a structured approach. A framework was provided by Sprague and Watson (1993). The framework has three main levels. 1. Technology levels 2. People involved 3. The developmental approach
1. Technology Levels
Sprague has suggested that there are three levels of hardware and software that has been proposed for DSS.
a) Level 1 – Specific DSS
This is the actual application that will be used to by the user. This is the part of the application that allows the decision maker to make decisions in a particular problem area. The user can act upon that particular problem.
b) Level 2 – DSS Generator
This level contains Hardware/software environment that allows people to easily develop specific DSS applications. This level makes use of case tools or systems like Crystal
c) Level 3 – DSS Tools
Contains lower level hardware/software. DSS generators including special languages, function libraries and linking modules
2. People Involved
Sprague suggests there are 5 roles involved in a typical DSS development cycle.
a) The end user.
b) An intermediary.
c) DSS developer
d) Technical supporter
e) Systems Expert
3. Developmental
The developmental approach for a DSS system should be strongly iterative. This will allow for the application to be changed and redesigned at various intervals. The initial problem is used to design the system on and then tested and revised to ensure the desired outcome is achieved.

Pengertian Informasi

2.Informasi :
Informasi diartikan sebagai hasil pe-ngolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk be-rita tertulis atau sinyal elektronis. Pengertian informasi dan data berlaku sangat relatif tergantung pada posisinya terhadap lingkup permasalahannya. Jenis-jenis informasi dapat dipandang dari 3 segi yaitu manajerial, sumber dan rutinitasnya.
Dari segi manajerialnya dibagi tiga jenis:
1. informasi strategis
2. informasi taktis
3. informasi operasional
Sumber artikel oleh astri nursanti nursanti

Pengertian Data

Pengertian

1.Data :

Fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain.

Intetelegent Artificial I

1. Definisi Kecerdasan Buatan
Istilah kecerdasan buatan sebenarnya berasal dari bahasa Inggris: “Artificial Intelligence”. Jika diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas. Jadi artificial intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang cerdas. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau ketajaman dalam berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah.
Secara awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem saraf, atau sensor atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan buatan merujuk kepada mesin yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.
Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki bapak komputer modern dan pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun 1950, dia menetapkan definisi Artificial Intelligent : Jika komputer tidak dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka bisa dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai intelegensi.
Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walau pun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia, tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz. Komputer juga tidak mempunyai rasa capai walau pun harus mengolah data yang sama berulang-ulang.
Walaupun terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan memiliki kecerdasan dan emosi, para pakar AI menganggap pengembangan disiplin ilmu ini penting karena bisa diterapkan di Internet nantinya. Misalnya saja, di masa mendatang ketika Anda mengunjungi sebuah situs agen perjalanan, maka di layar komputer akan muncul wajah seorang wanita yang sangat sempurna karena semuanya berupa ciptaan komputer. Uniknya, Anda akan mampu bercakap-cakap dengan wanita artifisial ini, seperti layaknya Anda berbicara dengan staff wanita beneran di counter biro perjalanan. Kalau ini tercapai, maka pelayanan dapat diberikan 100% online, dengan akurasi yang sangat tinggi. Terutama dari konsistensi, keramahan, kecepatan dan akurasi pelayanan. Lain kalau kita menggunakan staff manusia asli yang konsistensinya tidak bisa akurat karena terpengaruh kepada kondisi fisik dan emosi saat itu.
Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya. Contoh lain ada di industri otomotif. Adanya teknologi komputer yang mampu mengolah data dengan cepat dipakai untuk memberikan peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya tabrakan.
2. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KECERDASAN BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus Mendiagnosa Keadaan Bayi Dalam Kandungan)
Kecerdasan buatan adalah kemampuan komputer untuk berpikir dengan intelegensia. Ini tercapai dengan mempelajari bagaimana manusia mengingat dan berpikir ketika sedang mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Kecerdasan buatan yang dibangun mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan untuk membangun sistem yaitu basis pengetahuan, mesin inferensi, antarmuka pemakai. Persoalan yang dipecahkan dalam sistem ini adalah bagaimana cara menyusun aturan yang terdiri atas beberapa premis dan konklusi dari fakta-fakta yang tersedia, sehingga dihasilkan suatu solusi, dengan menggunakan mesin inferensi yaitu forward chaining, selain itu sistem ini juga menggunakan suatu penalaran knowledge base yaitu penalaran rule-based reasoning.
Penelitian ini membahas tentang pendiagnosaan keadaaan bayi dalam kandungan yang menggunakan teknik inferensi forward chaining, yang memulai penalarannya mulai dari sekumpulan fakta-fakta menuju sebuah hipotesa (solusi). Sistem yang dikembangkan memberikan keleluasaan pada perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan pada basis pengetahuan dan diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang ada.

3. Issue tentang Artificial Intelligent
Kecerdasan buatan dibuat dengan maksud untuk meningkatkan sistem dasar komputer sehingga menyerupai ciri manusia, yaitu kemampuan untuk berpikir atau menjawab. Ada beberapa contoh dari kecerdasan buatan yang dijelaskan dalam bab ini.
Kemampuan komputer memproses bahasa dasar adalah salah satu contoh dari kecerdasan buatan. Apabila dulu kita harus mempelajari perintah-perintah tertentu untuk berkomunikasi dengan komputer, sekarang ini kita sudah tidak perlu lagi untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan komputer sekarang sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk memahami bahasa kita, sehingga kita dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dengan komputer.
Kecerdasan buatan lain yang memudahkan interaksi kita dengan computer adalah kemampuan untuk mengenali cara berbicara atau kata-kata yang digunakan oleh manusia. Kita hanya perlu untuk mengucapkan perintah secara lisan kepada computer untuk melakukan suatu program, daripada dengan cara biasa yaitu dengan mengetiknya, dan nantinya computer juga akan balik menjawab perintah tersebut Kemampuan ini dapat dihubungkan dengan sebuah sistem pengenal karakter optikal (OCR), yang susunan dari OCR dapat mengenali kalimat dari dokumen yang telah dicetak. Komputer juga sekarang telah dilengkapi dengan sistem ahli, yang merupakan penasihat dasar dari sebuah computer, sehingga computer dapat membantu dalam bidang medis, pabrik, dan bidang-bidang lain. Inti dari sistem ahli ini adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman manusia. Sumber penambahan informasi dapat mencakup buku dan dokumen lain. Kecerdasan buatan terakhir yang dijelaskan di chapter ini adalah gambar computer. Gambar computer diartikan sebagai sebuah gambar yang diambil dengan menggunakan kamera yang kemudian diolah di computer. Dalam hal ini, kamera dan computer merupakan alat yang memiliki fungsi yang sama seperti fungsi mata dan otak manusia.
Berbagai macam teknologi juga telah ditingkatkan untuk mengembangkan kendaraan otomatis yang dalam penggunaannya dapat berfungsi tanpa bantuan manusia. Contoh fungsi dari kendaraan otomatis ini adalah untuk menjelajah angkasa luar, seperti menjelajahi planet-planet. Kendaraan ini mungkin dibuat dari rangkaian komponen hardware dan sebuah program kecerdasan buatan yang dapat memproses informasi. Gabungan dari software computer dan hardware ini juga dapat membuat kendaraan yang bisa digunakan di bumi.
Kemajuan dari sistem kecerdasan buatan ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada manusia. Bagi kelompok yang menentang adanya kecerdasan buatan percaya bahwa dengan adanya kecerdasan buatan, akan terdapat beberapa dampak dalam kehidupan manusia. Mesin-mesin yang memiliki kecerdasan buatan dapat mengurangi jutaan kesempatan kerja manusia. Selain itu juga terdapat ketakutan bahwa sistem kecerdasan buatan ini, termasuk robot, mengurangi kita sebagai manusia. Sistem dasar dari kecerdasan buatan ini juga telah meningkatkan ketakutan bahwa mesin-mesin dapat menambah jumlah kerusakan.
Pendukung dari kecerdasan buatan telah menyatakan argumen balasan bahwa alat dari bidang kecerdasan buatan hanyalah sebuah alat yang tidak akan menggantikan fungsi manusia. Kecerdasan buatan tidak akan mengurangi kemanusiaan kita, melainkan akan meningkatkan kehidupan kita, contohnya adalah penderita kanker akan mendapat keuntungan, dan pengenalan kalimat dan sistem perpaduan dapat membantu seorang individu untuk mengkontrol lingkungannya.
4. Memanusiakan Chatbot dengan Kecerdasan Buatan
JAKARTA – Pehobi chatting –bercakap-cakap di dunia maya— sebaiknya jangan terlalu serius menanggapi lawan bicara. Siapa tahu kenalan baru itu adalah chatbot, yakni robot yang khusus diprogram untuk chatting. Chatbot merupakan program khusus dalam komputer yang berfungsi sebagai penjawab sapaan di ruang chatting. Di masa mendatang, program serupa ini menjadi kembangan dari artificial intelligent (AI) alias kecerdasan buatan.
Jabberwacky, sebuah chatbot yang tinggal di dalam hard disk komputer. Ia mampu menggunakan kata-kata pelesetan, humor, kadang juga kata makian, bahkan juga menjadi pembicara yang konfrontatif. Kelebihan Jabberwacky dari chatbot lain adalah: makin banyak ia bercakap dengan para chatter manusia, makin banyak hal yang dipelajarinya. Chatbot jenius ini adalah temuan Rollo Carpenter, finalis Loebner Prize asal Inggris.
Loebner Prize merupakan penghargaan khusus di bidang AI tingkat dunia yang dimulai sejak 1990. Penghargaan ini diberikan pada mereka yang mampu meloloskan diri dari Turing Test, yakni suatu cara menguji mesin untuk mengetahui apakah mesin itu cerdas atau tidak. Jabberwacky akan bergabung dengan delapan finalis internasional lain pada Oktober mendatang untung memperebutkan medali emas. Seperti semua finalis lain, chatbot ini akan menjalani Turing Test yang metodenya ditemukan oleh Alan Turing. Dari sini akan diketahui apakah chatbot ini benar-benar pintar seperti halnya AI lain.
Carpenter mendesain Jabberwacky semirip mungkin dengan manusia. Memang bukan dari bentuk fisiknya, melainkan dari caranya bicara dan bercakap-cakap. Chatbot ini mempelajari cara bicara manusia, mempelajari beberapa bahasa, hingga memahami konteks percakapan dan aturannya.
5. KECERDASAN BUATAN =Menduakan Otak Manusia ?????????????????
Kecerdasan Buatan (artificial intelligent) adalah penggunaan komputer, yang mana meniru atau menduakan fungsi otak manusia. Sistem Kecerdasan buatan tidak diharap menggantikan manusia sebagai pembuta keputusan, tetapi sebaliknya mereplikakan butirannya, dengan keadaan jelas. Umumnya bidang kecerdasan buatan termasuklah beberapa jenis komponennya. Ianya diringkaskan seperti berikut: Sistem pakar, Robotik, Sistem penglihatan, Sistem Pemprosesan Bahasa Tabii, Sistem Pembelajaran dan Rangkaian neural. Jadi, gimana kita sebagai manusia yang dianugrahi sumber pemikiran ” OTAK”? Mau di duakan??? Plis deh,,,,,,,,,,

Sumber Artikel : trihariyono.wordpress.com

Sistem Pemrosesan Transaksi III

TENTANG SISTEM PEMROSESAN TRANSAKS III

MEKANISME PROSES TRANSAKSI PENGISIAN PULSA ELEKTRONIK SERVER BUTIAS :

Bagaimana sebenarnya mekanisme proses yang terjadi pada SERVER BUTIAS yang menghandle request pulsa elektronik, disaat Agen maupun Dealer mengirimkan SMS transaksinya ?

SERVER BUTIAS terdiri dari seperangkat high-end computer yang telah terhubung ke beberapa Client. Client ini digunakan untuk menghandle terminal. Terminal berupa modem GSM dan CDMA ataupun juga bisa menggunakan Handphone yang telah mendukung perintah AT Command seperti Sony Erricson T230/T290i, Siemens C55 dan lain-lain. Di dalam Server tersebut juga telah terinstal sebuah operating system maupun program atau software untuk proses manajemen transaksi, dimana software tersebut merupakan integrasi dari beberapa modul / program kecil, seperti:

Modul-Gateway
Modul-Mkios
Modul- Dompul XL
Modul-Injector PC Autorefill
Modul-Reply, dan lain-lain

Di Indonesia telah banyak beredar software karya anak bangsa yang diciptakan untuk tujuan isi ulang pulsa elektronik, seperti software :

AMCC (Asta Mini Call Centre)
ARM19 [ Automatic Refilling Machine 19 ]
Elektra
VRE [ Voucher Refill Machine ]
Voucha , dan lain-lain

Bunderan Dot Com juga mengembangkan software isi ulang pulsa elektronik yang kami namakan SERVER BUTIAS (SERVER BUNDERAN SIMPATI dan As). Lalu bagaimana mekanisme atau proses yang terjadi?

Pertama Agen, Dealer, mengirimkan transaksi dengan format tertentu ke no SMS Centre atau Gateway SERVER BUTIAS. Setelah SMS diterima, Modul-Gateway memeriksa no simcard Master, apakah terdaftar sebagai Mitra atau tidak, Jika terdaftar maka SMS tersebut akan diperbolehkan untuk masuk ke sistem, Tetapi jika ternyata tidak terdaftar maka SMS akan ditolak (rejected) dianggap sebagai sampah dan tidak akan masuk ke sistem. (Aman bukan? )

Kemudian, jika no simcard Master terdaftar maka sistem memeriksa "Kata Kunci" pada SMS tersebut, Hal ini dilakukan untuk mengetahui maksud dikirimnya SMS tersebut, Contoh :
I.S20 berarti SMS yang dikirimkan Agen atau Dealer meminta untuk dilakukan pengisian pulsa simpati 20 (I: kata kunci untuk "isi", S20: kata kunci untuk "simpati 20")

Jika "Kata Kunci" tidak terdaftar atau tidak diketemukan (not found), misalkan Agen atau Dealer mengetik S25, sedangkan S25 tidak terdapat dalam kode pulsa elektronik di SERVER BUTIAS, maka SMS yang diterima tidak akan diproses lebih lanjut, karena tidak diketemukannya "Kata Kunci". (Harap diperiksa, sebelum melakukan transaksi: apakah kode pulsa dan denominasi sudah benar? Karena jika salah, system tidak akan menanggapi atau memberi reply/balasan SMS). Lain halnya jika ternyata nominal yang diminta sedang ditutup (closed) atau tidak tersedia, Agen atau Dealer akan mendapatkan Reply tentang denominasi apa saja yang tersedia pada SERVER BUTIAS.

Jika "Kata Kunci" terdaftar maka diperiksalah PIN Agen atau Dealer apakah telah sesuai atau tidak. Jika PIN tidak sesuai maka akan dikirimkan SMS Reply yang memberitahukan bahwa PIN yang diketikkan salah.

Jika PIN telah sesuai maka dilakukan tahap pemeriksaan Saldo Deposit Agen atau Dealer apakah masih mencukupi untuk melakukan transaksi pulsa elektronik yang di request atau tidak. Jika posisi saldo deposit Agen atau Dealer tidak mencukupi untuk melakukan pembelian Voucher yang diminta maka akan dikirimkan SMS Reply kepada Agen atau Dealer yang memberitahukan bahwa saldo atau deposit tidak mencukupi untuk melakukan transaksi pengisian pulsa elektronik tersebut beserta cara menambah deposit. Jika posisi saldo deposit Agen atau Dealer masih mencukupi maka deposit Agen atau Dealer akan langsung dikurangkan sesuai dengan harga dasar voucher elektronik yang diminta.

Selanjutnya Sistem akan mengarahkan atau mengantrikan SMS agen pada Modul yang digunakan untuk bertransaksi, misalkan Agen atau Dealer merequest Voucher Simpati maka SMS Agen atau Dealer diarahkan atau diantrikan pada Modul M-Kios ataupun Modul Injector PC Autorefill untuk mendapat giliran transaksi dan setelah proses transaksi Sukses, Modul M-Kios ataupun Modul Injector PC Autorefill akan memberikan Notifikasi Kesuksesan yang kemudian diterima Server, setelah itu Notifikasi dari Modul M-Kios ataupun Modul Injector PC Autorefill diperiksa oleh Server untuk diambil Voucher Serial Numbernya (S/N). kemudian Server membuat sebuah pesan yang berisi Notifikasi kesuksesan transaksi, S/N Voucher yang baru diorderkan, Harga denominasi yang diorderkan, beserta posisi saldo atau deposit terakhir untuk disampaikan kepada Agen atau Dealer yang melakukan request transaksi. Setelah pesan terbentuk kemudian diantrikan kembali melalui Modul-Reply untuk dikirimkan ke no Handphone Agen atau Dealer. Dan proses transaksi pun selesai sampai disini.

Seperti itulah garis-garis besar (overview) proses transaksi pengisian pulsa elektronik melalui SERVER BUTIAS, semua dilakukan secara otomatis! sehingga kecepatan transaksi dapat diandalkan. (Warning: awas saat ini banyak bermunculan server-server kecil dengan harga murah tetapi semua transaksi masih dilakukan oleh operator manusia, kondisi ini lebih baik daripada sebuah server tidak bisa menutup biaya operasional karena harga jual yang ditawarkan tidak masuk akal, kemudian menutup usahanya, salah-salah saldo Panjenengan melayang).

Sistem Pemrosesan II

TENTANG SISTEM PEMROSESAN DATA II
Bank Mandiri: Kembangkan Sistem Pembayaran Real Time dan Online
Beberapa waktu lalu “Sajian Utama” Majalah SWA mengangkat topik tentang “The Best e-Corp”. Berdasarkan penilaian para panelis, yang terdiri dari para ahli dan praktisi TI, menetapkan Bank Mandiri yang terbaik untuk kategori “The Best IT System”.
“Nasabah kami selalu berharap mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, baik di wilayah Indonesia maupun di luar negeri,” ujar Sasmita, Direktur Pengelola & SEVP Teknologi & Operasional Bank Mandiri, mengungkap tujuan pengembangan sistem teknologi informasi (TI) di perusahaannya. Menerjemahkan harapan nasabah itu, ia menyebutkan sistem yang dibutuhkan adalah sistem yang online, real time dan fleksibel. Karena itulah, Bank Mandiri kemudian mengembangkan Domestic & International Payment System (DIPS).
Keistimewaan sistem pembayaran berbasis TI itu, dinilai dewan juri memberi pengaruh signifikan terhadap proses bisnis bank yang memiliki aset total Rp 255,28 triliun ini. gBank Mandiri melakukan perubahan terhadap sistem bisnisnya. Kadang-kadang orang menerapkan TI tanpa mengubah proses bisnisnya, sehingga penerapan TI itu tidak efisien. Dalam hal ini Bank Mandiri telah melakukan perubahan dalam proses bisnisnya sehingga bisa lebih efisien,h komentar Betti Alisjahbana, salah satu juri The Best e-Corp tahun ini.
Seperti apa kehebatan DIPS? Menurut Sasmita, sistem ini digunakan untuk mendukung proses transaksi domestik dan pembayaran internasional Bank Mandiri yang dikelola secara terpusat, baik transaksi outgoing maupun incoming dengan konsep straight through processing (STP) dan sameday service. Dengan begitu, diharapkan terjadi proses bisnis yang ringkas, seketika, dan online, serta sesuai dengan standar pembayaran internasional. “Tujuan dan target dari implementasi sistem ini adalah untuk memberikan tingkat pelayanan yang sama untuk semua produk dari seluruh channel guna memenuhi kepuasan nasabah,” Sasmita menuturkan.
Dijelaskan Sasmita, sebelum implementasi DIPS, pihaknya melakukan benchmarking ke sejumlah bank internasional yang mempunyai reputasi di bidang sistem pembayaran. Antara lain ke Bank of New York, Citibank, American Express Bank, dan Deutsche Bank. Timnya juga mempelajari sistem pembayaran domestik di Union Bank of California dan OCBC Bank. Untuk melakukan hal ini, Bank Mandiri membentuk tiga tim. “Lalu kami membuat request for proposal. Tim yang ada digabungkan untuk menyamakan persepsi. Dari situ terbentuklah usulan untuk membuat satu sistem pembayaran yang mempunyai konsep straight through processing,” papar Sasmita.
Dengan konsep STP, lanjut Sasmita, maka semua transaksi, baik untuk wilayah domestik maupun internasional, bisa diselesaikan cukup di front office saja. Dengan begitu, tidak ada lagi pemrosesan di back office atau processing centre lainnya. Mekanismenya? Untuk transaksi outgoing, ketika keputusan untuk transaksi diterima, maka seluruh perintah pendebitan ataupun pengkreditan – termasuk transmisi data atau perintah kepada bank di dalam dan luar negeri – sudah otomatis. Begitu pula, sistem akunting dan sistem pelaporan lainnya sudah termasuk dalam pemrosesan. Hal seperti itu pun terjadi pada transaksi incoming. Ketika menerima kiriman uang, melalui aplikasi SWIFT ataupun Real Time Gross Settlement (RTGS), maka secara otomatis sistem akan langsung mengkredit ke rekening nasabah. Jadi, tidak ada lagi orang yang memproses dan mengerjakannya, sebab semuanya sudah by system. “Jadi, pada saat transaksi dieksekusi di setiap terminal, pada saat itu pula seluruh transaksi diselesaikan oleh sistem secara otomatis ke tempat tujuan,” Sasmita menandaskan.
Proses implementasi sistem itu memakan waktu selama 18 bulan, hingga bisa go live dan siap digunakan pada Agustus 2003. Untuk pengembangannya, pihak Bank Mandiri melibatkan beberapa vendor dan konsultan. Antara lain, PT Silverlake Infotama, PT Praweda Ciptakarsa Informatika, PT Murni Solusindo Nusantara, dan Decillion Solution Pte. Ltd. Proyek ini memang tidak main-main karena didukung oleh 310 staf TI. Tak hanya itu, investasi yang dibenamkan pun relatif besar, yakni mencapai sekitar US$ 2,4 juta. Rinciannya: untuk belanja software (Windows 2000 dan O/S 400) US$ 1,24 juta; hardware (IBM AS/400 dan HP Blade Server) US$ 76 ribu; dan biaya jasa konsultan US$ 1,1 juta. Menurut Sasmita, lamanya proses implementasi disebabkan tidak bisa dilakukan sekaligus. “Bank Mandiri memiliki hampir seribu cabang sehingga implementasinya mesti bertahap,” ujar pria kelahiran Tasikmalaya, 8 Juni 1951 ini.
DIPS mencakup berbagai kegiatan dan sistem transaksi, yakni: BI-RTGS, clearing (BI-SKN), telegraphic transfer (SWIFT), cash letter, bank draft, collection, Western Union Money Transfer, Domestic Foreign Currency Settlement, dan mass transaction. “Pendekatan yang diambil oleh Bank Mandiri sangat bagus. Sebab dari awal mereka sudah melihat bahwa mulainya dari integrasi sehingga mereka memilih arsitektur yang sama, yakni sebuah sistem terpadu untuk semua sistem yang mereka kembangkan,” ujar Betti memuji. “Jadi setelah mendefinisikan arsitekturnya, mereka baru mulai menerapkan aplikasi-aplikasi. Sehingga begitu dibuat, meski pembuatannya agak lama, menjadi bagian yang integral dalam keseluruhan sistem. Maka, mereka bisa memberikan layanan yang konsisten ke semua channel yang mereka miliki,” tambahnya.
Menurut Sasmita, sebenarnya DIPS ini tercakup dalam proyek kolosal Bank Mandiri, yakni enterprise Mandiri Advanced System (eMAS). Program eMAS ini terdiri dari empat inisiatif utama. Pertama, memperkaya dan memperbarui delivery channel (dalam wujud SMS, Internet banking dan call centre). Kedua, membangun core banking system baru yang terintegrasi (mencakup modul CIF, deposit, loan, branch delivery, remittance, GL, kartu kredit, trade finance, dan treasury). Ketiga, membangun sistem informasi manajemen yang didukung teknologi data warehouse terkini (BI, reporting, MIS dan PMS). Keempat, memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang tangguh dan terpercaya (reliable), termasuk dari sisi jaringan (network).
Di antara proyek eMas itu, pada 2004 Bank Mandiri menjalankan proyek implementasi Disaster Recovery Centre (DRC) berbasis teknologi mirroring untuk mereplikasi data dengan memanfaatkan intelligent network berbasis protokol Internet (IP-based). Hasilnya, disebutkan Sasmita, terwujudlah jaringan komunikasi yang efektif dan efisien untuk mendukung operasional cabang, termasuk jaringan ATM, electronic banking, call centre, centralized back office, dan sebagainya.
Langkah penting lainnya, Bank Mandiri juga menerapkan berbagai sistem lain, seperti implementasi ERP (termasuk e-procurement dan automated budget monitoring), Human Capital Management System, Loan Origination System, memanfaatkan platform .Net, dan mencoba mengimplementasi konsep Service Oriented Architecture. “Pokoknya, pemanfaatan TI di Bank Mandiri telah mencakup seluruh kegiatan operasional perbankan,” tandas Sasmita dengan bangga.
gImplementasi program eMAS ini telah berhasil membangun fondasi yang kokoh bagi aplikasi, informasi dan infrastruktur kami,h kata Sasmita mengklaim. Menurutnya, proyek eMAS secara strategis dinilai mampu menunjang kebutuhan bisnis saat ini dan masa depan, dalam hal pengembangan produk dan layanan baru, ekspansi jaringan, penambahan fitur, serta kebutuhan merger dan akuisisi. eMAS memang kolosal, sebab dana yang dihabiskan sekitar US$ 170 juta.
Apa dampak bisnisnya? Dijelaskan Sasmita, sejumlah benefit bisa diperoleh Bank Mandiri berkat implementasi sistem-sistem tersebut. Ia mengklaim, Bank Mandiri berhasil menekan cost of fund dengan memperbaiki funding mix melalui penurunan jumlah dana simpanan berbiaya tinggi (deposito berjangka) ke dana simpanan berbiaya rendah (tabungan dan giro). Rasio dana simpanan berbiaya rendah saat ini mencapai 54,2% dari total jumlah dana pihak ketiga. Selain itu, Bank Mandiri mampu mengurangi servicing cost dengan membangkitkan minat bertransaksi nasabah melalui penggunaan kanal berbiaya rendah seperti ATM, phone banking dan Internet banking. Peningkatan jumlah transaksi di cabang dan electronic delivery channel, diklaim Sasmita, terus meningkat hingga mencapai 72% dari seluruh jumlah transaksi. Saat ini volume transaksi yang dilaksanakan pada electronic channel mencapai dua kali lebih banyak dari transaksi konvensional di cabang. Sasmita menyebutkan, Bank Mandiri berhasil mengurangi komposisi pinjaman pada segmen korporat ke segmen individual, komersial, serta usaha mikro dan kecil. Ini seiring meningkatnya jumlah total pinjaman yang disalurkan, dengan LDR 57,6%.
Hingga Desember 2006, total transaksi keuangan yang diproses sistem mencapai 43 juta transaksi, atau meningkat 34% dari 32 juta transaksi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, per Agustus 2006, biaya setiap transaksi remittance adalah Rp 1.741,21. Aspek lainnya, sistem ketersediaan TI Bank Mandiri mencapai rata-rata di atas 99%. Artinya, nasabah dapat melakukan transaksi hampir setiap saat tanpa merasakan gangguan. “Prinsipnya, bank kami jadi bisa mengatur dengan optimal aset dan liabilitas, bisa mengendalikan profitabilitasnya secara optimal. Karena dengan sistem sentralisasi seluruh informasi yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan bisa segera diketahui,” ujar Sasmita bersemangat.
Kendati begitu, diakui Sasmita, tidak berarti proses pengembangan sistem di Bank Mandiri tanpa kendala. Terutama dalam hal mengubah budaya perusahaan yang sudah terbentuk. “Setiap perubahan sistem yang paling berat adalah dalam hal change management, mengubah kebiasaan,” ia menandaskan. Untuk menyiasatinya, maka sosialisasi dan edukasi terus dilakukan dengan menerapkan disiplin manajemen proyek standar, dan konsisten dalam setiap proyek.

Sistem Pemrosesan Transaksi I

TENTANG SISTEM PEMROSESAN DATA I
Metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis disebut sistem akuntansi. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan dari sistem yang didisain untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi laporan keuangan. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya. Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:
Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan, baik mengenai jumlah fisik mupun jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.
Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum dalam dokumen bukti transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi.
Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Disain Sistem
Sistem akuntansi di disain harus memenuhi spesifikasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam mendisain sistem akuntansi adalah keseimbangan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut.
Agar efektif, laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus dibuat secara tepat waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang disajikan dengan pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai pertimbangan didalam pengambilan keputusan.
Disainer (perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan sistem akuntansi dan metode pemrosesan data baik pemrosesan data secara manual maupun dengan menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak semua transaksi dapat di proses dengan komputer dan kemampuan disainer sistem dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan pengetahuan akan prinsip-prinsip dasar sistem akuntansi. Singkatnya, prinsip dasar yang terkandung dalam sistem akuntansi yang baik kemungkinan besar sistem yang didisain pada perusahaan tertentu akan mengalami kesulitan ketika diterapkan.
Implementasi Sistem
Implementasi sistem bukan hanya merupakan tanggung jawab personel yang ada pada bagian tertentu, tetapi semua personil harus bertanggung jawab terhadap pengoperasian sistem. Pengoperasian sistem harus secara hati-hati dan selalu dilakukan supervisi atas sistem tersebut sebelum dioperasikan sepenuhnya.
Buku Besar Pembantu
Buku ini biasa juga disebut buku tambahan. Buku pembantu ini disediakan untuk rekening-rekening buku besar yang membutuhkan perincian, misalnya: piutang dagang, utang dagang dan persediaan barang dagangan. Dari buku pembantu ini dapat disusun daftar mengenai rekening yang bersangkutan pada setiap tanggal yang dikehendaki (biasanya akhir bulan atau akhir tahun).
Jurnal Khusus
Sesuai dengan namanya, jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat kelompok transaksi-transaksi yang sejenis. Pengelompokkan transaksi-transaksi yang sejenis bergantung pada aktivitas perusahaan yang bersangkutan.
Meskipun telah disediakan jurnal-jurnal khusus, perusahaan tetap membutuhkan jurnal umum yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat didalam jurnal khusus, dan juga untuk keperluan membuat jurnal penyesuaian, jurnal penutupan dan koreksi pembukuan. Format dan cara pemakaian jurnal-jurnal khusus berbeda dengan jurnal umum. Perubahan tersebut dimaksudkan agar pengerjaan jurnal dan pembukuan dari jurnal ke buku besar dapat dilakukan secara lebih efisien. Berikut adalah beberapa jurnal khusus yang biasa diguankan:
Jurnal Penjualan merupakan jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan secara kredit. Penjualan secara tunai biasanya tidak dimasukkan dalam jurnal ini karena dalam transaksi penjualan tunai terjadi penerimaan kas, sehingga penjualan tunai biasanya dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
Jurnal Penerimaan Kas merupakan jurnal yang disediakan khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Untuk menghemat waktu pencatatan, maka jurnal ini dirancang dengan meanyediakan sejumlah kolom dan hanya total setiap rupiah yang dibukukan kedalam buku besar.
Jurnal Umum digunakan untuk mencatat penyesuaian pembukuan, penutupan pembukuan, koreksi dan transaksi-transaksi lainnya yang tidak dapat dicatat didalam jurnal khusus.

Sistem Informasi Manajemen III

TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN III

Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

A.DEFINISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

B.UNSUR-UNSUR SISTEM INFORMASI SEDERHANA
Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
DATA : fakta-fakta atau sesuatu yang dianggap (belum mempunyai arti)
INFORMASI : data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.

C.SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJER
Informasi yang diberikan kepada manajer digunakan untuk mengendalikan operasi, strategi, perencanaan jangka panjang & pendek, pengendalian manajemen dan pemecahan masalah khusus.
Dalam sistem yang dikomputerisasikan, program secara terus-menerus memantau transaksi pemasukan yang diproses atau yang baru di proses guna pengindetifikasian dan secara otomatis melaporkan lingkungan perkecualian yang memperoleh perhatian manajemen.
Semakin tinggi lapisan manajemen akan semakin cenderung menggunakan informasi yang berasal dari luar untuk tujuan pengendalian manajemen. Perbandingan kinerja organisasi dengan statistika ringkasan dari pesaing atau industri rata-rata jelas sangat penting artinya.

D. SISTEM INFORMASI INTELIJEN
Sistem informasi intelijen secara otomatis bertugas mencari dan menganalisis informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundangan dan ekonomi dari satu atau lebih negara disamping juga tentang kesehatan dan prospek masa depan industri dimana perusahaan bersangkutan merupakan bagian didalamnya serta juga tentang pesaingnya.
Sistem informasi intelijen akan memberikan informasi perencanaan yang para manajer tidak menerima dari sumber lain.
Sumber informasi intelijen :
1. Lembaga pemerintah.
2. Asosiasi perdagangan industri
3. Perusahaan riset pasar swasta
4. Media massa
5. Kajian khusus yang dilakukan organisasi
Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk memahami strategi pesaing, pergeseran halus dalam selera konsumen.
Unsur pokok dalam informasi intelijen :
1. Profil keperluan informasi dari manajer
2. Sistem penggalian informasi manajemen
3. Sistem pengkodean dan penyimpanan.
4. Sistem analisis data
5. Kajian khusus
6. Sistem pelaporan
7. Pedoman penghapusan data.
Sistem intelijen dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu perusahaan atau lembaga. Sekarang ini tidak hanya perusahaan besar yang memiliki sistem intelijen banyak perusahaan kecil yang juga mempunyai.

E.INTEGRASI SISTEM INFORMASI
Integrasi : adanya saling keterkaitan antar sub sistem sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.
Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari SIM. Berbagai sistem dapat saling berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara yang sesuai keperluannya.
Integrasi sistem informasi dapat bersifat hirarkis yaitu pada tingkat transaksi akan memberikan masukan data kepada sistem tingkat manajerial atau sering pula dalam arah sebaliknya. Interaksi hirarkis adalah paling banyak diidentifikasikan dan diitegrasikan karena manajer mengetahui bahwa informasi harus diringkaskan menurut jalur hirarki disamping sistem yang bersangkutan ada di bawah satu garis komando dan karena manajer dalam bidang fungsional akan lebih banyak mengetahui data apa yang ada dalam sistemnya.
Keuntungan dari integrasi :
1. Membaiknya arus informasi di dalam sebuah organisasi.
2. Mendorong manajer untuk membagikan informasi yang dihasilkan oleh departemennya agar secara rutin mengalir ke sistem yang lain yang memerlukan.

F.EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
A. Fokus awal pada data
Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada umumnya mengabaikan kebutuha n informasi para manajer. Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada aplikasi akuntansi.
Nama aplikasi akuntasnsi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .
B. Fokus baru pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar.
C. Fokus revisi pada pendukung keputusan.
Sistem pendukung keputusan (Decision support system)
= sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer.
Manajer tsb. Berada di bagian manapun dalam organisasi pada tingkat manapun dan dalam area bisnis apapun. DSS dimaksudkan untuk mendukung kerja satu manajer secara khusus.
Spesifikasi DSS :
1. Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
2. Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah.
3. Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
4. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.
5. Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
6. Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganilis situasi yang sama.
7. Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal.
8. Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dari serangkaian alternatif.
D. Fokus pada Komunikasi
Pada waktu DSS berkembang , perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA) OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat elektronik.
OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronik calendaring, facsimile transmission.
E. Fokus potensial pada konsultasi
Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

G.KEMAMPUAN SEBUAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :
1. Pemrosesan data batch
2. Pemrosesan data tunggal
3. Pemrosesan on-line, real time
4. Komunikasi data dan switching pesan
5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
6. Pencarian records dan analisis
7. Pencarian file
8. Algoritme dan model keputusan
9. Otomatisasi kantor.

H.KEMAMPUAN PELAPORAN
Semua sistem informasi memiliki kemampuan pelaporan dan laporan harus dirancang agar sesuai dengan bentuk tertentu.
Prinsip pelaporan :
1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting
2. Harus seringkas mungkin
3. Harus disediakan dukungan
4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi
5. Setiap laporan harus berformat keputusan
6. Terstruktur untuk melaporkan suatu kinerja
Jenis-jenis laporan :
1. Laporan periodik
Laporan yang secara rutin dikerjakan
2. Laporan indikator kunci
Merupakan variasi laporan periodik, laporan ini secara khusus memberikan beberapa statistik kritis kegiatan operasi harian kepada manajer.
3. Laporan siap panggil
Jenis laporan yang ditetapkan oleh manajer agar tersedia sebelum berakhirnya satu periode, mungkin karena masalah operasi yang tidak diharapkan atau adanya ancaman.
4. Laporan khusus
Laporan ini sering disebut juga laporan ad-hoc adalah jenis laporan lain dari jenois laporan tidak terjadwal yang dapat diminta oleh manajer.
5. Laporan perkecualian
Yaitu laporan yang berisi hanya informasi yang dibutuhkan oleh manajer.

I.INTERFACE ANTARA MANAJER DAN MESIN.
= titik kontak dimana sistem komputer memberikan informasi kepada manajer atau dimana manajer memberikan data kepada sistem komputer.
Bentuk komunikasi antara manajer dan komputer :
1. Pengembangan program komputer
2. Dialog atau menyelami file
3. Mengakses data
4. Memasukkan input.



RINGKASAN
1. Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis yang rumit dan lingkungan yang dinamis tuntutan terhadap keberadaan Sistem informasi manajemen adalah menjadi kebutuhan.
2. Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi secara rasional dan yang mentransformasikan data menjadi informasi dengan berbagai cara sehingga dapat meningkatkan produktifitas selain juga harus disesuaikan dengan gaya dan watak para manajernya.
3. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gagalnya membangun SIM, antara lain :
• Kurang organisasi yang wajar
• Kurangnya perencanaan yang memadai
• Kurang personil yang handal
• Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
4. Kemampuan teknis sistem komputer :
• Pemrosesan data batch
• Pemrosesan data tunggal
• Pemrosesan on-line, real time
• Komunikasi data dan switching pesan
• Pemasukan data jarak jauh dan up date file
• Pencarian records dan analisis
• Pencarian file
• Algoritme dan model keputusan
• Otomatisasi kantor.

Sistem Informasi Manajemen II

TENTANG SISTEM INFORASI MANAJEMEN II

Selamat Datang di Sistem Informasi Manajemen

Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan
sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan

Sistem Informasi Akuntansi III

TENTANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI III EDIT

Kami selalu membuka diri untuk penyempurnaan Program SIAP, agar dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha yang sangat beragam dan terus berkembang. Program SIAP terdiri dari seratus lebih modul yang digabung menjadi sebuah aplikasi terpadu, sehingga memudahkan modifikasi apabila diperlukan.
Modul demi modul terus kami tambah dan kembangkan, saran dan kritik dari berbagai pihak yang telah memakai SIAP merupakan masukan yang sangat berharga. Bila Anda membutuhkan fasilitas khusus, Anda dapat memesan program tambahan yang tetap terpadu dengan Program SIAP.
Kami telah dipercaya oleh sebuah pabrik pengolah CPO (Crude Palm Oil) di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, untuk membuat program "Timbangan", program ini berfungsi untuk mencatat secara otomatis berat truk tangki yang melewati timbangan, sehingga selisih berat waktu masuk dan keluar yang merupakan berat minyak bisa diketahui. Dengan program ini jumlah berat setiap jenis minyak, baik yang masuk maupun yang keluar, setiap saat dapat dimonitor oleh pimpinan dari komputer di ruangannya.
Program lain yang berhubungan dengan timbangan juga telah kami kerjakan pada Depo Minyak Goreng Makro di Cibitung dan Bandung, program ini berfungsi untuk membuat nota penjualan dari minyak goreng yang dikeluarkan melalui 4 (empat) buah timbangan secara otomatis.
Kami juga melayani pembuatan program komputer yang berhubungan dengan berbagai macam peralatan dengan out-put data digital melalui Port RS-232.
Modul demi modul terus kami tambah dan kembangkan, saran dan kritik dari berbagai pihak yang telah memakai SIAP merupakan masukan yang sangat berharga. Bila Anda membutuhkan fasilitas khusus, Anda dapat memesan program tambahan yang tetap terpadu dengan Program SIAP.
Kami telah dipercaya oleh sebuah pabrik pengolah CPO (Crude Palm Oil) di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, untuk membuat program "Timbangan", program ini berfungsi untuk mencatat secara otomatis berat truk tangki yang melewati timbangan, sehingga selisih berat waktu masuk dan keluar yang merupakan berat minyak bisa diketahui. Dengan program ini jumlah berat setiap jenis minyak, baik yang masuk maupun yang keluar, setiap saat dapat dimonitor oleh pimpinan dari komputer di ruangannya.
Program lain yang berhubungan dengan timbangan juga telah kami kerjakan pada Depo Minyak Goreng Makro di Cibitung dan Bandung, program ini berfungsi untuk membuat nota penjualan dari minyak goreng yang dikeluarkan melalui 4 (empat) buah timbangan secara otomatis.
Kami juga melayani pembuatan program komputer yang berhubungan dengan berbagai macam peralatan dengan out-put data digital melalui Port RS-232.

Sistem Informasi Akuntansi II

TENTANG SITEM INFORMASI AKUNTANSI II

Apapun jabatan Anda dalam perusahaan, selama berhubungan dengan data, apakah sebagai pembuat, atau pemakai, maka Anda bisa memakai SIAP.
Direktur, Manager Keuangan, Manager Logistik, Manager Personalia, Staff Keuangan, Kasir, Penerima Barang, Petugas Gudang, Estimator Biaya Proyek semuanya akan mendapat manfaat.
Apabila seorang Direktur ingin mengevaluasi biaya yang sudah dikeluarkan untuk suatu kegiatan, Ia tidak perlu harus memanggil staff keuangan untuk menyediakan data yang dibutuhkan, tetapi cukup membuka komputer yang terhubung dengan Server dalam sebuah Local Area Network, semuanya akan menjadi mudah.
Apabila Anda sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan barang untuk kepentingan perusahaan tentu membutuhkan data tentang harga barang yang pernah dibeli, dengan Program SIAP Anda bisa menelusuri riwayat harga barang yang pernah dibeli tanpa harus tergantung pada karyawan lain.
Sebagai seorang tenaga pembukuan pekerjaan Anda sehari-hari tentulah bergulat dengan jurnal, yang kemudian akan digunakan sebagai bahan untuk membuat General Ledger, dengan sistem manual Anda tentu akan sangat kerepotan bila harus membuat ratusan buku besar yang harus selalu uptodate bila dibutuhkan oleh atasan Anda. Dengan Program SIAP pekerjaan membuat buku besar akan diambil alih oleh program, sehingga Anda cukup menginput jurnal, dan selanjutnya menjadi urusan Program SIAP.
Yang lebih repot lagi kalau Anda harus membuat jurnal dari transaksi barang masuk dan barang keluar, karena untuk membuat jurnal barang keluar diperlukan perhitungan harga pokok, dengan Program SIAP jurnal yang dihasilkan oleh kegiatan Inventori akan terbentuk secara OTOMATIS.

Sistem Informasi Akuntansi I

TENTANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I

Manfaat program komputer SIAP yang utama adalah untuk mengelola dan menghasilkan informasi dari kegiatan Akuntansi, Inventori dan Hutang - Piutang. Karena semua perusahaan tidak akan pernah terlepas dari salah satu kegiatan tersebut.
Kegiatan rutin yang dari hari kehari semakin bertambah seiring dengan perkembangan usaha bila dikerjakan secara manual, tentu akan menghabiskan banyak energi waktu dan biaya kalau tidak dibantu dengan alat yang tepat.
Manfaat Teknologi Informasi dalam berbagai bidang usaha, seperti Bank, Super Market, Wartel dsb. sudah tidak dapat dipungkiri, malahan usaha tersebut tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan Teknologi Informasi.
Anggapan bahwa hanya perusahaan besar yang layak untuk memakai program komputer, rasanya perlu dipertanyakan kembali. Disamping harga komputer yang semakin terjangkau, Anda juga tidak perlu harus mengembangkan sendiri program komputer dengan biaya mahal.
Kini keputusan ada ditangan Anda, apakah sudah siap beralih, atau akan masih menunggu dan melakukan kegiatan akuntansi secara manual ?.

Tentang Sistem Informasi Manajemen I

TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN I

Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.

Tujuan Umum
· Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
· Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
· Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
· Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
· Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
· Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Bagian
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
· Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
· Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
· Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
· Sistem informasi personalia (personnel information systems).
· Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
· Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
· Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
· Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
· Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
· Sistem informasi analisis software
· Sistem informasi teknik (engineering information systems).

Sabtu, 07 Juni 2008

Pengertian Blog III

Yang dimaksid dengan Blog?

Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara terus-menerus dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik, disertai dengan komentar-komentar pemilik blog dan pengunjungnya.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan keinginan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan “catatan perjalanan” seseorang di Internet atau “diary online”, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.



Dari komentar-komentar tadi biasanya Blog kemudian menjadi jendela yang memungkinkan kita “mengintip” atau “mengenali” isi kepala dan kehidupan pribadi sehari-hari dari penciptanya. Blog adalah cara mudah untuk mengenal kepribadian seseorang Blogger. Topik-topik apa yang dia sukai dan tidak dia sukai, apa yang dia pikirkan terhadap link-link yang dia pilih, apa tanggapannya pada suatu isu. Seluruhnya biasanya tergambar jelas dari Blog-nya. Karena itu Blog bersifat sangat personal. Roger Yim, seorang kolumnis San Francisco Gate pada artikelnya di Februari 2001, menuliskan bahwa sebuah Blog adalah persilangan antara diary seseorang dan daftar link di Internet. Sedang Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salon pada May 1999 menyimpulkan bahwa Blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekedar kumpulan link tapi kurang instrospektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet.

Perkembangan lain dari Blog yaitu ketika kemudian Blog bahkan tidak lagi memuat link-link tapi hanya berupa tulisan tentang apa yang seorang Blogger pikirkan, rasakan, hingga apa yang dia lakukan sehari-hari. Blog kemudian juga menjadi Diary Online yang berada di Internet. Satu-satunya hal yang membedakan Blog dari Diary atau Jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa Blog dibuat untuk dibaca orang lain. Para Blogger dengan sengaja mendesain Blog-nya dan isinya untuk dinikmati orang lain.





Sejarah Blog

Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What's New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Kalau kita masih ingat, Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Netscape. Kemudian pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin's Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada diluar sana belumlah seberapa. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang Internet, System Administrator atau Web Designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.



Pada Agustus 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Walaupun sebelum itu (Juli 1999) layanan membuat Blog online dan gratis yaitu Pitas telah ada dan telah membuat Blogger bertambah hingga ratusan, tapi jumlah Blog tidak pernah bertambah banyak begitu rupa sehingga Blogger.com muncul di dunia per-blog-an. Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki hingga 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan. Blogger.com dan Pitas tentu tidak sendirian, layanan pembuat blog online diberikan pula oleh Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews. Sejak saat itu Blog kian hari kian bertambah hingga makin sulit untuk mengikutinya. Eatonweb Portal adalah salah satu daftar Blog terlengkap yang kini ada diantara daftar Blog lainnya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, sex, olahraga, buku komik dan macam-macam lagi. Bahkan Blogger ada Blog tentang barang-barang aneh yang dijual di situs lelang Ebay yang bernama Who Would By That?. Cameron Barret menulis pada Blog-nya essay berjudul Anatomy of a Weblog yang menerangkan tema dari Blog. “Blog seringkali sangat terfokus pada sebuah subjek unik yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam Blog tersebut.” Secara sederhana topik sebuah Blog adalah daerah kekuasan si Blogger-nya tanpa ada editor atau boss yang ikut campur, tema segila apapun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di Internet. Dan ya, ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.



Dari sedemikian banyak Blog yang ada, Blog-Blog yang menetapkan standar dari Blog dan terkenal sehingga memiliki penggemarnya sendiri diantaranya adalah Blog milik Jorn Barger, Robot Wisdom yang disebut-sebut merupakan Blog terbesar dan paling berguna dimana dia setiap harinya menyodorkan sekian banyak link yang dibentuk dari ketertarikannya pada seni dan teknologi. Camworld adalah Blog populer milik Cameron Barret seorang Desainer Interaktif dimana dia mengkatagorikan topik-topik Blog-nya pada katagori, Random Thoughts, Web Design dan New Media. Camworld dapat disebut sebagai Blog klasik dalam arti Blog tersebut mengandung dosis tepat dari karakter dan opini pribadi dicampur dengan keselektifan pemilihan link-nya.

Blog terkenal lainnya diantaranya, “Obscure Store”http://www.obscurestore.com/ milik Jim Romenesko yang menyediakan link bertemakan berita dan gosip serta hal-hal kecil yang sedikit mengarah pada underground movement, Lawrence Lee juga setiap hari mengupdate Blog-nya, Tomalak's Realm dengan link-link pada berita tentang Web Design dan Net Business. Memepool dengan pilihan koleksi link-nya yang unik disertai analisis cerdas juga digemari sebagai Blog yang istimewa. Kottke.org merupakan Blog menarik milik Jason Kottke seorang Web Designer yang tinggal di San Francisco, di Blog-nya dia menulis bahwa Blog-nya tersebut adalah caranya mengisi waktu luang untuk menyusun kembali tulisan-tulisan, desain-desain dan critical skill-nya. Tak lupa juga Blog milik Dave Winer, Scripting News, salah satu Blog pertama yang banyak memberikan link tentang pemrograman.





Blogger

Siapa sih para Blogger di Internet ini? Rebecca Blood pada Blog-nya Rebecca's Pocket mengatakan bahwa para Blogger mulanya adalah mereka yang telah mengajarkan diri mereka sendiri HTML karena mereka menyenanginya, atau mereka yang setelah seharian bekerja di kantor dot.com mereka, dan kemudian menyisakan waktu luang beberapa jam setiap harinya untuk melakukan web surfing dan memasang hasilnya pada Blog mereka. Mereka adalah apa yang ia sebut orang-orang yang antusias pada web. “These were web enthusiast.” tulisnya. Evan Williams, pendiri Blogger.com berpendapat, “Mayoritas Blogger adalah anak-anak muda atau mahasiswa. Dan banyak diantara mereka yang menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.”.

Setiap orang tentu saja dapat membuat Blog-nya masing-masing, tapi seperti yang dikatakan Evan, Blogger saat ini kebanyakan terdiri dari para penulis diary muda yang dinamis, offbeat dan punya opini untuk segala hal. Dalam kata lain mereka adalah generasi yang tidak takut berpendapat dan mengungkapkan pendapat mereka.

Lalu apa gunanya membuat Blog? Apa yang mungkin didapatkan oleh seorang Blogger dalam usaha mengurus Blognya? Rabecca Blood menulis bahwa setelah ia membuat Blog-nya ada dua efek samping yang terjadi yang tidak ia perkirakan sebelumnya. Pertama ia menemukan kembali minatnya semenjak ia mulai membuat Blog. Dan hal kedua yang lebih penting, ia mulai lebih menghargai cara pandangnya sendiri.

Ketika setiap harinya ia mengupdate Blog-nya ia mulai mempertimbangkan opini dan ide-idenya dengan lebih hati-hati dan ia mulai merasakan bahwa perspektifnya adalah unik dan penting untuk disuarakan.

Ketika seorang blogger menuliskan apa yang ada di pikirannya, maka ia akan sering berkonfrontasi dengan pikiran-pikiran dan opininya sendiri. Menulis Blog, atau Blogging, setiap hari akan membuat Blogger menjadi penulis yang lebih percaya diri. Dengan terbiasa mengekspresikan pikirannya pada Blog-nya, seorang Blogger dapat dengan lebih baik mengartikulasikan opininya. Blog bahkan dapat menjadi semacam terapi jiwa.

Tentu saja tidak semua orang adalah seorang Natural-Born Blogger dan dapat memproduksi Blog yang menarik. Di luar sana ada banyak Blogger yang merasa perlu mendokumentasikan diri setiap kali ia bersin, atau anak-anak muda yang menuliskan “Saya bosan” atau “School Sucks!” setiap tiga jam sekali. Amy Jo Kim seorang konsultan dan pengarang buku “Community Building on the Web: Secret Strategies for Succesful Online Communities”, menulis bahwa diperlukan beberapa syarat dasar khusus untuk menjadi seorang Blogger, yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri, keinginan untuk berkomunikasi dengan orang banyak dan minat pribadi pada “keterusterangan”.

Blog dengan caranya sendiri sepertinya membuat hidup, pikiran, opini dan kegiatan Bloggernya lebih mempunyai tujuan dan lebih teratur.



Komunitas Blog dan Budaya Digital

Sejalan dengan kepribadian sebuah Blog, si Blogger atau editor dari sebuah Blog biasanya menerima pula kontribusi-kontribusi link unik dari para penikmat Blog-nya. Beberapa website Blog juga menerima feedback terhadap opini dan komentar dari link suatu artikel atau suatu isu yang dimuat. Blog karenanya pula bersifat interaktif dan membentuk komunitas-komunitas para Blogger yang saling me-link-kan Blog mereka satu sama lain.



Para Blogger diwakili oleh Blog mereka mengekspresikan persahabatan, permusuhan dan seringkali melakukan perdebatan yang mereka muat dalam Blog mereka masing-masing yang kemudian mereka link-an pada opini awal yang mereka komentari. Sebuah percakapan dapat berkembang antara 3 hingga 4 Blog sekaligus sambil merujuk pada jawaban mereka di Blog lain. Kelompok pemujaan pada pribadi Blog tertentu bermunculan, beberapa nama Blogger muncul dan muncul kembali pada update harian Blog seseorang yang diidolakannya, atau nama tersebut muncul pada daftar Blog lainnya yang Blogger itu ikuti.

Blog adalah budaya digital tersendiri dan komunitas elektroniknya bertebaran di internet dan dengan sedemikian banyak Blog di Internet yang selalu mencari website-website yang menarik maka Blog menjadi unik. Seperti yang dituliskan Cameron Barret bahwa Blog saat ini adalah indikator akurat tentang apa yang sedang terjadi di Internet dan di dalam komunitas web. “Blog adalah simbol dari apa yang hebat tentang Internet.” tulisnya.



Keinteraktifan adalah hal lain yang didapatkan dari Blog. Internet bukan saja memungkinkan para Blogger memberikan opini dan komentar mereka tentang suatu isu, tapi juga memungkinkan para pembaca Blog menuliskan opininya pula tentang opini yang ia baca. Pro, kontra, link, tambahan informasi, fakta baru, semuanya kemudian terkandung dalam satu situs Blog besar. Jon Katz dalam tulisannya di Slashdot, Here Come The Weblog, May 1999, menggambarkan Blog sebagai rangkaian evolusi menuju “New Media”. Blog berhasil mendemostrasikan banyak hal tentang budaya interaktif yang disukai orang, terutama anak-anak muda, tulisnya.

Salah satu Blog yang terkenal keinteraktifannya adalah Slashdot yang terkenal dengan semboyannya “News for Nerds. Stuff that Matters” yang dikelola oleh beberapa moderator. Di Slashdot satu opini menghasilkan sekian banyak lagi komentar pro atau kontra yang didukung dengan link yang mereka kontribusikan.



Salah satu Community Blog yang perlu dikunjungi pula adalah MetaFilter. Jika banyak Blog lebih bersifat personal, dikendalikan dan ditulis oleh satu orang, atau mencerminkan pribadi satu seseorang, maka katagori Community Blog, seperti MetaFilter hidup dari kontribusi banyak orang dimana setiap harinya para blogger ini sama-sama mengisi MetaFilter dengan link-link mereka dimana mereka menuliskan komentar-komentar mereka pula di dalamnya. Saat ini ada 13511 anggota aktif di MetaFilter, dimana setiap link yang didonasikan ke MetaFilter tentu saja kemudian bisa dikomentari oleh blogger lainnya lagi. Interaksi adalah salah satu daya tarik kuat dari Blog.



Keinteraktifan Blog adalah salah satu faktor yang menunjang kepopulerannya. Media konvensional yang bersifat satu arah berubah bentuk menjadi tempat dimana suara semua orang mendapat tempat, walau belum tentu berharga. Blog memiliki kebalikan struktur dari media konvensional yang bersifat top-down, membosankan dan arogan, kata Jon Katz. Blog juga adalah contoh tepat evolusi komunitas eleltronik dan kemampuan orang yang secara online membuat media yang mereka kostumisasi sendiri, Jon Katz meneruskan. Media yang dikustomisasi sendiri yang dimaksud, adalah media yang lepas dari kecurigaan media sebagai corong korporasi besar. Blog kemungkinan besar adalah masa depan media yang kita saksikan sekarang.

Cameron Barret mengatakan hal yang sama, bahwa “Big Idea” dari Internet adalah kekuatan informasi yang terdistribusi dan jurnalisme gaya Blog adalah jurnalisme media online dalam tingkat yang lebih tinggi. Rebecca Blood menulis: Dengan komentar-komentar tak kenal takut dan sarkasme mereka Blogger mengingatkan kita betapa seringkali media konvensional terinfeksi oleh vested-interest dalam membuat berita.

Blog dengan kecenderungannya memilih-milih berita dan artikel serta website sesuai dengan preference personal Blogger-nya, membuat seolah The Web telah di-_filter_, The Web telah dijelajahi terdahulu (_pre-surfed_) oleh para Blogger dan kita tinggal menikmati apa yang telah disediakan para Blogger pada Blog yang kita sukai. Para Blogger memilihkan link pada website dan berita yang paling aneh, paling bodoh, hingga paling lengkap atau tidak lengkap dari Web. Jon Katz menyebut Blog, Filtered News. Blog sebagai saringan The Web telah menyelamatkan kita dari kekacauan atau kesentralan informasi online yang sekarang terjadi di Internet.

Scott Rosenberg dalam kolomnya di Salon menuliskan pendapatnya tentang Blog dan para Blogger. Blogger, tulisnya, telah menemukan ceruk (_niche_) baru yang subur dalam lingkungan informasi Web. Mereka memenuhi ramalan para visionaris internet terhadap munculnya jenis baru para jurnalis online, tetapi bedanya daripada mencari berita di dunia nyata, mereka menyiangi internet untuk mendapatkan berita.

Blogger menurut sifat dasarnya bukanlah reporter, mereka berperan sebagai editor dalam Blognya masing-masing dan dalam sebuah dunia dengan budaya media yang telah jenuh, Blog menjadi suara-suara alternatif yang menyuarakan bunyi independen dalam setiap ulasannya. Blog bukanlah obat mujarab untuk budaya yang telah jenuh dengan media, tapi mudah-mudahan Blog adalah salah satu peredanya tulis Rabecca Blood.

Memiliki Blog sendiri dan Blog Indonesia

Cara paling direkomendasikan untuk memiliki Blog sendiri adalah dengan mendaftarkan diri kamu di Blogger.com, belajar sedikit tutorial HTML dasar dan Here you go! Kamu sudah memiliki Blog kamu sendiri. Blogger.com tidak membatasi jumlah Blog yang bisa kamu miliki, tidak membatasi kapasitas panjang dari Blog kamu. Kamu bisa memilih desain interface Blog kamu dari template yang telah disediakan, atau jika kamu sudah menguasai HTML kamu bisa merancangnya sendiri atau memodifikasinya. Blog kamu bisa ditempatkan dilayanan website gratis seperti Tripod atau Geocities atau bisa juga ditempatkan di server yang disediakan Blogger.com.

Kamu juga bisa mendapatkan tutorial-tutorial dan bertanya tentang Blog pada forum diskusi yang disediakan oleh Blogger.com. Cara mengisi Blog kamu adalah dengan masuk ke Blogger.com dan menuliskan di area yang sudah disediakan, atau menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Blogger.com, dimana dengan satu klik kamu dapat membuat link ke website yang sedang kamu lihat dan kamu dapat memasukkan komentar kamu. Tapi yang paling penting tentu siapkan diri kamu buat mengorganisir lagi opini dan pendapat-pendapat kamu dan latih otot kritis yang kamu miliki.

Apa yang membuat suatu komentar adalah komentar yang bagus? Weblog Resource memberikan beberapa tips. Secara ideal, komentar kamu perlu menjelaskan tentang link yang kamu buat dan kenapa kamu memasang link tersebut. Sebuah komentar tidak cukup hanya berkata link ini cool misalnya, komentar seperti ini tidak berguna buat pengunjung Blog kamu. Tips singkat yang paling berguna? Jadilah diri kamu sendiri, dan mulailah menulisi Blog yang kamu miliki.

Apa ada para Blogger indonesia? Yap.. Website yang mendaftar para Blogger Indonesia yaitu Indo.Blogs. Kriteria satu-satunya agar Blog kamu terdaftar pada Indo.Blogs hanyalah berkebangsaan Indonesia, tanpa memandang secara geografis lokasi kamu berada.

Indo.Blogs mendaftar sekitar 40-an Blog yang ada, keseluruhan secara kasar ada sekitar 100-an Blogger Indonesia dengan personalitinya masing-masing. Kebanyakan mahasiswa atau berprofesi di bidang IT dan Web Desain. Ada yang keseluruhan memakai Bahasa Inggris sebagian lagi memakai Bahasa Indonesia dan sebagian lagi mencampur bahasa yang digunakan. Sayangnya banyak juga yang tidak terupdate setiap hari. Jarak antara satu update dengan yang lain bisa satu bulan lamanya dan kebanyakan lebih berupa jurnal pribadi daripada Blog yang banyak memuat link. Tapi kebanyakan memiliki desain Blog yang menarik dan sederhana, dan Blogger Indonesia tidak lupa mencantumkan sahabat-sahabat Blog mereka dengan rapih seperti yang biasa dilakukan oleh Blogger luar negri.

Lalu apakah ada Community Blog Indonesia? Yupe ada. Silahkan arahkah browser kita ke MSN.OR.ID. Para Blogger disini disebut “celetukers” karena sifatnya dimana masing-masing Blogger memang menyeletukan sesuatu yang kemudian mengisi website ini.

Saat ini ada 64 celetukers dengan masing-masing link ke Blog mereka. Website ini bermula dari mereka yg dulu sering chatting di server microsoft comic chat (irc.msn.com) dan setelah server tersebut kemudian ditutup, maka para penghuninya kemudian mendirikan website ini.



Lebih jauh lagi tentang Komunitas Blogger di Indonesia? Berarti kamu harus gabung sama mailing listnya. Bloggerians adalah mailing list diskusi terbuka untuk komunitas para Blogger Indonesia yang terbentuk sejak bulan Maret 2001 dan saat ini dianggotai oleh 45 anggota.

Mayoritas Blogger Indonesia masih berasal dari kalangan website desainer atau system administrator, atau mereka yang pekerjaannya memang membuat mereka akrab dengan dunia membuat website. Walau begitu, diskusi menarik sering pula terjadi disitu.

Generasi Kedua

Pada tulisannya di Star Telegram, Frances Katz (ada hubungan dengan Jon Katz?) menulis bahwa Blog adalah generasi kedua dari Home Page Pribadi. Perbedaan utama antara Home Page Pribadi dan Blog yaitu, Home Page Pribadi adalah tempat dimana kamu menempatkan foto keluarga, foto kamu dan kemudian mendistribusikan informasi pada lingkaran kecil teman-teman dan keluarga. Sedang Blog dirancang untuk “pengunjung”. Blog memiliki suara spesifik dan kepribadian. Blog karenanya adalah kepanjangan interaktif dari pembuatnya.

Apakah Blog memang suara murni media baru seperti yang diramalkan? Atau hanya sekedar trend digital? Dan akan bertahan lamakah Blog-Blog di Internet? Tentu saja ini jawaban yang perlu dijawab oleh para Blogger sendiri. Banyak orang saat ini memiliki idealisme terhadap Blog sebagai sebuah konsep desentralisasi informasi yang mengembalikan berita kembali di tangan para penggunanya dan tidak dimonopoli lagi oleh korporasi besar atau perusahaan media. Tentu saja masih sekian tahun lagi kita melihat apakah konsep yang bermula dari budaya dan komunitas ini bisa terjadi atau tidak. Kritik terhadap ledakan jumlah Blog yang sekarang terjadi pun sudah banyak disuarakan. Berapa murni lagi suara Blog bisa bertahan? Perdebatan tentang hal ini terus terjadi di Web. Untuk saat ini, buat kamu yang berminat hanya satu saran, BLOG ON!